Minggu, 07 Juni 2015

Ajaklah Kebaikan dengan Cara Yang Baik

Posted by Unknown  |  at  08.13

Budiman Mustofa, Lc. MPI


Penulis mendapat forward catatan penuh hikmah dari seorang teman tentang kisah yang dituturkan oleh Syeikh Muhammad Mutawalli al Sya'rawi (1911-1998 M, Tokoh Tafsir Mesir). Penulis anggap kisah penuh hikmah ini penting untuk dibagi sesama muslim, sebagai nasehat dan bahan renungan. Ada sepenggal kisah dialog beliau Syeikh Sya'rowi dengan seorang pemuda. 

Beliau menceritakan; Aku telah berbincang dengan seorang pemuda yang mempunyai pemikiran yang agak ekstrim , aku bertanya kepada dia: "Apakah jika engkau meledakkan klub malam atau tempat maksiat dalam sebuah negara, itu halal atau haram?" Pemuda: "Sudah tentu halal dan dibolehkan membunuh mereka." Syeikh Sya'rawi: "Kalau kamu bunuh mereka dan ketika itu mereka tengah melakukan maksiat kepada Allah, apakah yang akan terjadi kepada mereka, atau bagaimanakah nasib mereka di akhirat kelak?" 

Pemuda: "Sudah tentu masuk neraka." Syeikh: "Kemana syetan ingin membawa mereka?" Pemuda: "Sudah tentu ke neraka, sebab itu adalah tujuan syetan" Syeikh: "Kalau begitu kamu dan syetan bekerjasama dalam satu tujuan yaitu ingin memasukkan manusia dalam neraka." Kemudian Sheikh pun mengingatkan pemuda itu satu hadis Rasulullah saw. Yaitu ketika ada sebuah jenazah yahudi dihadapan baginda, baginda bangun dan menangis, sahabat bertanya, "Apa yang menyebabkan engkau menangis ya Rasulullah?" Baginda berkata: "Satu jiwa telah terlepas dari ku dan menuju ke neraka!" Syeikh: "Nampak, ada perbedaan mencolok antara kamu dan Rasulullah saw. yang inginkan hidayah buat semua manusia dan menyelamatkan mereka dari neraka. 

Sedangkan kamu di bagian lain dan baginda di lembah yg lain!" Semoga Allah merahmati Syeikh Sya'rawi. Betapa banyak dari saudara kita yang terjebak dalam kubang kemaksiatan, kesesatan dan ketidakmenentuan sikapnya dalam menjalani kehidupan. Bahkan mereka seringkali tidak sadar telah teracuni virus yang membalikkan nilai kehidupan. Yang baik jadi buruk, yang buruk jadi baik. Yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar. Yang maslahat dianggap madharat, dan yang madharat dianggap maslahat. Jelas, persepsi semacam ini tidak bemar. Lantas, apakah kekeliruan persepsi ini murni dari mereka yang berbuat salah. Pastinya banyak sebab. Dan kita pun tidak bisa memastikan hanya karena satu sebab. Yang jelas mereka membutuhkan hidayah. Dan hidayah itu bisa lewat hati, pikiran dan periatiwa. 

Jika kita yakini hidayah itu ada dalam hati, maka sentuhlah dengan bahasa hati. Juga, hidayah itu bisa lewat akal, maka cobalah menyentuhl mereka para obyek dakwah bahasa akal. Bisa juga hidayah datang karena sebuah peristiwa dahsyat, yang menggugah hati, maka ambillah hikmah dari peristiwa yang dialami oleh seseorang, atau obyek dakwah langsung, galilah maknanya, dan sampaikanlah kepadanya pelajaran ('ibroh) yang bisa diambil darinya. Tidakkah kita ingat petunjuk Alloh yang mengajak kita agar mengajak kebaikan (dakwah) juga harus dengan cara-cara yang baik? 

Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".( Yusuf: 108) Jelas, kita sebagai mukmin tidak rela kalau melihat saudara-saudara kita yang berjibaku melawan dahsyatnya godaan ke neraka. Tapi, bukan berarti kita pakai segala cara agar mereka mendapatkan hidayah. Ajaklah kebaikan dengan cara yang baik. Maka akan tumbuh seribu kebaikan. Wallahua'lam...

Tagged as:
About the Author

Write admin description here..

0 komentar:

Majelis Rindu Rasul

Majelis Rindu Rasul
Majelis Rindu Rasul
majelisrindurasul. Diberdayakan oleh Blogger.
back to top