Minggu, 07 Juni 2015

Pilar Semua Kebaikan

Posted by Unknown  |  at  08.08

Budiman Mustofa, Lc., M.P.I
(Ketua Majelis Rindu Rasul – Solo)

“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka akan dipahamkan padanya dalam urusan agama.” (HR Bukhari)

 Pasti pembaca masih ingat, tragedi yang paling dahsyat dalam sejarah tentang runtuhnya gedung World Trade Center New York, pada 11 September 2001. Menara Kembar itu direkayasa menggunakan baja ringan, inti pusat, dan desain egg-crate. Dengan kata lain, jika salah satu kolom atau pilar runtuh, maka pilar yang lain akan runtuh pula. Dan disitulah titik rawannya, terlepas dari sisi kelebihan dan kemegahan bangunan tersebut.

Peristiwa lain yang cukup dahsyat juga terjadi pada tanggal 29 Juni 1995. Dalam 20 detik, Departemen Sampoong Store di Seoul, Korea Selatan jatuh ke tanah, menewaskan 502 orang dan melukai 937. Setelah ditelisik sebab musabab peristiwa tersebut adalah karena konstruksi jelek hingga menyebabkan bencana terbesar dalam masa damai sejarah Korea Selatan.

Begitu dahsyatnya jika sebuah bangunan dengan performa menakjubkan bisa ambruk dan luluh lantak tak bersisa. Semua karena rapuhnya sebuah pondasi. Karena pondasi sebagai penentu keberlangsungan tegaknya bangunan. Dalam hidup ini pun kita harus memiliki pondasi yang kuat agar kita tidak jatuh terpuruk di tengah perjalanan panjang. Anda bisa membayangkan jika ada seorang pengusaha besar yang malang melintang di dunia bisnis, atau pejabat tersohor, tanpa kita duga ternyata ia jatuh terpuruk dan tak mampu lagi terbangun. Bukan karena sedikitnya harta, justru karena terlalu banyaknya harta hingga ia tidak mampu lagi mengendalikannya. Semua keinginannya dan keinginan keluarga dan kerabatnya bisa terpenuhi. Hingga mencapai titik jenuh. Mereka ingin mencari puncak kebahagiaan di atas kebahagiaan dunia. Maka, bunuh diri sebagai pilihannya. Ini adalah akhir tragis sebuah perjalanan hidup.    

Semua berharap senantiasa dalam kebaikan. Tidak ada musibah atau bencana yang menimpa. Kita selalu memohon kepada Alloh agar dianugerahkan kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Tidak ada satupun yang berangan untuk tidak bahagia dalam hidup. Namun, seringkali kita lupa bahwa hidup ini harus berdiri di atas sebuah pondasi yang kokoh dan kuat. Apapun bentuk usaha yang menopang kehidupan kita, profesi apapun yang kita geluti, semua harus berlandaskan pondasi yang kokoh.  

Pondasi kokoh yang harus dimiliki setiap muslim adalah paham agama (al-Fiqhu fid Diin). Agama sebagai pengendali dan panglima dalam kehidupan. Apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut agama. Jika setiap usaha dan profesi apapun dilandasi dengan nilai agama, maka dijamin semua akan tetap dalam kebaikan dan keselamatan. Sebaliknya, sehebat apapun profesi dan usaha yang kita miliki jika tanpa dilandasi paham agama, maka akan sangat berpotensi pada kehancuran, dan negatifnya jauh lebih besar dari positifnya, merusaknya jauh lebih besar daripada membangunnya.

Paham agama berbeda dengan tahu agama. Banyak orang beragama rusak karena bukan paham agama, tapi sekedar tahu agama. Paham agama berarti mengetahui dengan dalam dan detail intisari pesan-pesan agama, hingga menyatu dengan jasad, akal, ruh dan jiwanya. Kaitannya dengan dunia, agama itu mengajarkan kita “what” nya. Apa saja yang pantas dan boleh kita ambil dari dunia? Juga mengajarkan “how” nya. Bagaimana proses dan cara yang benar dalam mengambil dan mengelola dunia? Termasuk juga mengajarkan “why” nya. Mengapa kita diperbolehkan mengambil dunia? Juga mengajarkan kita tentang “when” dan “where”. Kapan waktu yang tepat dan diperbolehkan kita mengambilnya? Dan dimana kita boleh mengambilnya.


Paham Agama itulah yang akan menunjukkan obyek kehidupan yang tepat buat kita. Kemudian ia akan memberikan takaran dan ukuran dunia yang tepat untuk kita ambil. Juga akan menunjukkan cara yang tepat dalam menghadapi dunia. Orang yang paham agama akan menjadi saudagar yang solih, pejabat yang solih, arsitek yang solih, guru dan dosen yang solih, dokter yang solih, penguasa yang solih, professional yang solih dan lainnya. Intinya, semua kamanfaatan akan didatangkan dan semua bentuk bahaya (kemadharatan) akan dihindarkan. Itu terjadi ketika pondasi agama kuat. Namun jika lemah, maka yang akan terjadi sebaliknya. Hancur berantakan, luluh lantak, terpecah menjadi berkeping-keping, tak ada lagi wujud, tak ada lagi bentuk, sedikit manfaat. Maka perkokohlah pondasi kepahaman agama, agar mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. 

Tagged as:
About the Author

Write admin description here..

0 komentar:

Majelis Rindu Rasul

Majelis Rindu Rasul
Majelis Rindu Rasul
majelisrindurasul. Diberdayakan oleh Blogger.
back to top