:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2327047/original/033731600_1534043067-20180812-Paramedis-Gaza-1.jpg)
Liputan6.com, Gaza - Tiga pria Palestina tewas dan sekitar 130
orang terluka menyusul bentrokan terbaru antara penduduk Palestina
dengan tentara Israel yang pecah di Jalur Gaza, Jumat 10 Agustus lalu --pihak kementerian kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan pada Sabtu 11 Agustus 2018.
Satu dari tiga korban tewas adalah seorang relawan paramedis bernama
Abdullah Al Qatati (21), kata pihak kementerian kesehatan Gaza, yang
menyebut bahwa pemuda itu meninggal akibat luka tembak di kepala.
Demikian seperti dikutip dari media Uni Emirat Arab The National, Minggu (12/8/2018).
Seorang pria lain (40), tewas akibat luka tembak yang dideritanya,
yang diduga berasal dari senapan tentara perbatasan Israel di Rafah,
Gaza. Sempat mendapat perawatan pada Jumat 10 Agustus, pria itu
mengembuskan napas terakhir pada Sabtu 11 Agustus.
Pihak kementerian juga mengklaim bahwa sekitar 131 orang terluka
akibat bentrokan terbaru itu, dengan sekitar 85 di antaranya tertembak
peluru tajam tentara Israel.
Prakarsa gencatan senjata itu juga muncul setelah rangkaian aksi balas-membalas serangan udara terbaru yang dilakukan oleh Hamas dan Israel pada Selasa hingga Rabu, 7-8 Agustus 2018 --menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak dan ibu hamil.
Kendati demikian, pihak Israel menyanggah telah menyepakati gencata senjata dengan pihak Hamas yang dimediasi oleh Mesir. Demikian seperti dikutip dari Haaretz.
Meski tak ada serangan udara, demonstrasi rutin warga Gaza di perbatasan Israel tetap digelar. Menurut kabar, hal itu dilaksanakan sebagai bentuk protes atas serangan misil Israel pada Rabu malam lalu.
Mereka yang meninggal dalam demonstrasi Jumat lalu menjadikan angka orang Palestina yang tewas bertambah hingga setidaknya 168 jiwa. Sebagian besar tewas akibat bentrokan berdarah 'The Great March of Return' yang rutin digelar di perbatasan Gaza-Israel pada Jumat setiap pekan sejak Maret 2018. Sementara sisanya, tewas akibat serangan udara Israel.
About the Author
0 komentar: